Sidoarjo, 19 April 2019
Resensi Novel Yorick , karya Kirana Kejora
Diterbitkan PT.Nevsky Prospekt Indonesia, Bandung
Cetakan 1, 2018, 14x21cm, 346 hal. ISBN 978-602-528-528-830-2
Novel Yorick ini, bisa dibaca semua usia, baik usia anak-anak , remaja, para orang tua atau para nenek-nenek. Yorick merupakan kisah inspiratif yang harus dibaca.Pembaca akan menemukan kisah yang luar biasa dan menandai semua karakter baik Yorick dalam Novel karya @kirana kejora yang bisa mengispirasi pembaca bagaimana membentuk karakter pada anak-anak sejak dini. Membacanya akan menemukan perjuangan yang tak pernah lelah seorang Yorick. Anda akan menemukan
mindset bahwa perjuangan hidup dimulai sejak dini akan menghasilkan kesuksesan.
Bagaimana Yorick melewati masa kanak-kanaknya tanpa memilki dunia bermain karena tidak memiliki satupun alat bermain misalnya; layang-layang, mobil-mobilan, atau yang lain. sehingga praktis Yorick tidak pernah bermain. Yorick hanya jadi penonton, tidak hanya itu Yorick juga jadi sasaran
bulliying teman-teman sebayanya .
Yorick hanya diasuh seorang nenek yang banyak keterbatasan terutama dalam ekonomi maka membaca kisah Yorick anda harus terus berurai air mata dan larut hidupnya namun keterbatasan yang selalu dialaminya membuatkan menjadi pribadi yang tangguh dan terus mencoba keberuntungannya.
Coba bayangkan, Yorick hanya sekali saja membuat seragamnya ketika pertama masuk sekolah dasar! Ketika dia tumbuh menjadi lebih besar sedangkan bajunya tetap yang itu-itu saja sehingga kancingnya menjadi mudah lepas karena baju kesempitan. Sang nenek tidak sempat menjahitkan karena kesibukan disawah tetangga. Baju Yorick yang tanggal kancingnya hanya diganti
peniti oleh neneknya dan Yorick menerimanya. Memakai
peniti tidak hanya sehari atau dua hari tetapi dalam waktu yang sangat panjang, inilah salah satu contoh keterbatasan yang dialami Yorick.
Step-step kehidupannya yang mematangkan jiwanya untuk mencari, dimana
passion nya. Yorick menemukan dunianya pada IT sampai menjadi ahli
coding. Keahlian Yorick yang bernilai
milyaran tidak menjadikannya sombong. Yorick tetap rendah hati dan berkawan dengan sahabat-sahabat terbaiknya dikala masih miskin.
Bagaimana kisah Yorick meninggalkan rumah neneknya di Panjalu, dia tertatih-tatih dalam haus dan lapar. Siapa saja yang ditemui dijalan yang telah berbuat baik padanya adalah saudaranya. Jatuh bangun dari satu rumah pamannya ke paman yang lain ternyata tidak membuatnya bahagia. Hidup mengembara untuk mencari dukungan dan arus kehidupan membawa keberuntungannya. Dunia
computer atau
IT yang membuatnya menentukan kariernya.
Satu hal yang unik, Yorick sang pejuang cita-cita dan bermental baja. Ternyata tidak begitu dalam hidup bercinta. Yorick tidak bersegera dalam cinta. Yorick hanya menanti sang gadis untuk mengerti dirinya. Yorick belum memutuskan mengejar cintanya.
Mental baja Yorick telah teruji, bagaimana awalnya melakukan usaha hingga merugi ratusan
milyar. Yorick pantang menyerah meskipun hartanya
minus. Ketika teman-teman
teamnya meminta Yorick mundur tetapi yang dilakukan Yorick justru mencoba lagi dan belajar dari kelemahannya sehingga menemukan
code yang melejitkan perusahaannya lagi hingga menguasai dunia.
Sayangnya, untuk kehidupan bercinta Yorick menjadi lelaki yang berbeda. Bukan mengejar idaman hati tetapi memilih mengalah dan menanti. Yorick tidak berlari. Yorick tidak bertarung hebat seperti menghadapi
code-code computer yang rumit.
Yorick tidak mengejar cintanya seperti menemukan titik sukses perusahaannya. Yorick tidak pernah mau mengalah mengenai karier dan perusahaannya. Yorick selalu memenangkan cita-cita dan tujuan hidupnya tetapi pada cintanya pada seorang gadis, dia tidak memperlakukan sama sehingga cintanya tidak sesukses seperti kariernya yang berkelas dunia.
'Novel Yorick' www.novelyorick.com
#NovelYorick. #NovelYorickBlogReview
@novelyorick @kiranakejora
Oleh Srindaningsih, email srindaningsih@gmail.com